Cerita pagi tadi.
Sekitar antara jam 8.56 waktu setempat, penulis dan driver motor melaju ke arah utara, waktu itu penulis belum diisi perutnya dan karena belum sarapan pagi, hingga akhirnya kami bersama driver untuk mencari makanan. Tetapi sebelumnya, singgah terlebih dahulu di sebuah perpustakaan daerah Kota Tegal. Nah disitu penulis masuk di ruangan umum lantai bawah, ada beberapa surat kabar yang tertata rapi, dari koran kemarin sampai sekarang. Ruangan perpustakaan bersih dan rapi, ada juga majalah agama, majalah bisnis, majalah tanaman, kamus bahasa dan sebagainya. Penulis membaca buku yang berisi inspirasi dan ide bisnis, dan terakhir penulis membaca tentang kisah 10 tahun meninggalnya Munir, seorang aktivis pembela kebenaran. Ceritanya bagus, menarik, patut dibaca oleh siapa saja. Menariknya cerita si Munir tersebut, karena hingga kini masih misterius siapa dalang otak sutradara pembunuh si Munir.
|
Ilustrasi Ruang Perpustakaan
Berikutnya, setelah melihat dan membaca buku-buku, majalah, koran, tabloid di perpustakaan, kami berdua mencari mangsa yaitu mencari makanan sebagai pengganjal perut, tetapi karena sesuatu hal (driver lagi galau, entah kenapa) Penulis menuju lesehan bubur ayam yang letaknya di pinggir jalan atau tepatnya area alun-alun. Kami pesan dua mangkok bubur ayam, ditambah teh manis panas, dan 3 tusuk sate telur puyuh. Saking haus dan laparnya penulis habis duluan, bubur ayam tersebut nikmat sekali, sekali makan plus minuman dan sate dibandrol Rp.29.000.- mantap untuk sarapan plus makan siang. Si Driver hari kayaknya galau berat, setelah mendapat SMS dari seseorang.
Setelah kenyang akibat menyantap bubur ayam, maka kami berdua menuju toko buku dan alat-alat tulis, tepatnya di Jalan Kartini (depan SMP 10 Tegal), penulis membeli 1 rim kertas ukuran 80 gram dan 70 gram kwarto, mengingat kertasnya hampir habis untuk mencetak skripsi dari teman-teman.
Setelah terbeli kertas-kertas tersebut, kami berdua pulang kandang di Talang, sambil menunggu sholat dhuhur, penulis menyempatkan diri untuk melepas lelah karena kelelahan, sedangkan si Driver galaunya menjadi-menjadi dan menjadi pendiam. (mungkin masalahnya agak berat). Adzan dhuhur berkumandang, penulis bergegas ganti baju dan pake sarung, langsung ke masjid Nurul Huda Talang. Sekitar atau setelah sholat dhuhur mulai makan siang sama kakakku di sebuah warung makan Sambel Layah 2 Talang, kami memesan dua porsi tetapi beda lauk pauk, lele terbang dan ayam goreng lengkap nasinya, ditambah es teh jumbo dan cah kangkung sebagai pelengkap makan siang.
Demikian cerita dinner hari rabu dengan menu bubur ayam plus Sambel Layah Talang dengan cah kangkung dan seperangkat lele terbang dan ayam goreng, semoga bermanfaat.
Salam Blooger
Sumber gambar : google images dan foto sendiri.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar